“Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.
Kalimat di atas adalah rangkaian janji suci yang disuarakan oleh para pejuang kita, para pahlawan, tokoh agama dan para pemuda Indonesia yang telah membela tanah air kita Indonesia. Kenapa kalimat tersebut bisa menjadi bara semangat perjuangan bangsa Indonesia? Karena kalimat inilah yang menjadi salah satu pemersatu pergerakan kemerdekaan bangsa kita. “Sumpah Pemuda”, peristiwa ini dapat dimaknai sebagai momentum awal dari bulatnya tekad pemuda Indonesia untuk mengakhiri masa ketertindasan yang telah berjalan selama beratus-ratus tahun. Momen ini juga dapat diartikan sebagai titik kumpul dari perjuangan rakyat yang sebelumnya hanya berbasis kedaerahan dan kurang terkoordinasi.
Sesuai dengan nama “Sumpah Pemuda”, peristiwa ini merupakan sebuah momen ketika para pemuda Indonesia mengucapkan ikrar bahwa mereka bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu yaitu Indonesia. Ikrar ini merupakan kristalisasi dari semangat rakyat Indonesia –yang diwakili oleh kaum pemuda—untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan dan berdirinya Negara Indonesia.
Sejatinya proses yang sangat panjang jangan bias dari jiwa para pemuda milenial saat ini. Perjuangan yang dihadapi saat ini bukan peperangan secara fisik melainkan perjuangan melawan diri dan hati kita sendiri untuk bisa tumbuh dan berkembang melawan belenggu. Meningkatkan semangat meraih ilmu, berprestasi meningkatkan potensi demi membangun negeri bisa menjadi solusi untuk menanamkan rasa patriotisme dalam diri generasi muda. Semangat ini dapat terlihat jelas dalam Webinar yang diikuti oleh peserta didik SMA Quantum Inti Indonesia pada Webinar ESQ yang difasilitasi oleh Dr. H.C Ary Ginanjar Agustian
Webinar bertajuk “Sumpah Pemuda, Pancasila untuk Milenial” yang diikuti seluruh siswa se-Indonesia ini memberikan pencerahan kepada generasi masa kini tentang bagaimana menanamkan dan menjiwai Pancasila secara nyata. Sehigga pada akhirnya terbentuklah pribadi-pribadi potensial yang tampil prima. Sukses di usianya, mensyukuri keadaan, memanfaatkan potensi dan memiliki tujuan yang mulai. (IM)